WAWANCARA TUKANG NASI KUNING...
Penjual nasi kuning, walaupun terdengar masih
jarang yang berjualan, tetapi penjual nasi kuning sudah bisa dikatakan wira
usaha. Karena membuat usaha ini sendiri, dan sudah bisa dikategorikan sebagai
perusahaan perorangan. Pada kesempatan ini, saya sebagai penulis mewawancara seorang
bapak/om penjual nasi kuning yang berjualan disekitar pertigaan brimob kelapa
dua. Wawancara yang dilakukan hanya sebentar, jadi penulis memakai metode
5W+1H.
WHAT
Penulis : ‘Selamat pagi bapak/om, boleh tanya apa yang bapak/om jual?’.
Penjual : ‘Saya menjual nasi kuning mas’.
WHO
Penulis : ‘Siapa yang menjadi target konsumen bapak/om?’.
Penjual : ’Biasanya bagi orang yang beraktifitas di pagi hari (orang2 kantor, anak sekolah, mahasiswa, masyarakat sekitar) dan mereka membeli nasi kuning karena tidak sempat membuat sarapan’.
WHEN
Penulis : ‘Kapan bapak/om menjual nasi kuning?’
Penjual : ‘Saya berjualan mulai dari jam 04:30 sampai jam 10:00. Tetapi apabila nasi kuning sudah habis sebelum pukul 10:00 saya akan selesai berjualan’.
WHERE
Penulis : ‘Dimana bapak/om biasanya berjualan?’
Penjual : ‘Saya biasa berjualan di pertigaan brimob kelapa dua dekat Indomaret, dengan hanya mengeluarkan meja dari tempat yang biasa saya titipkan dekat disini. Karena usaha seperti ini tidak mempunyai jaminan umur, sayang kan apabila kita sewa ruko tetapi usaha mandet setelah baru berjalan beberapa bulan’.
WHY
Penulis : ‘Mengapa bapak/om berjualan nasi kuning, dan mengapa bapak/om memilih nasi kuning sebagai usaha?’
Penjual : ‘Saya menjual nasi kuning untuk memenuhi kebutuhan hidup, walaupun hasilnya tidak seberapa tetapi cukuplah untuk memberi uang saku anak-anak sekolah. Saya memilih nasi kuning karena pertama saya bisa membuatnya (karena memang sudah terbiasa… hehe), kemudian menjual nasi kuning tidak membutuhkan modal yang banyak’.
HOW
Penulis : ‘Bagaimana bapak/om memasarkan nasi kuning yang bapak/om jual?’
Penjual : ‘Yaa ini kan usaha kecil, jadi cukup dari mulut ke mulut lah, lagipula buat saya yang penting rasanya enak, jadi beritanya cepat tersebar… hehe’.
Penulis : ‘Selamat pagi bapak/om, boleh tanya apa yang bapak/om jual?’.
Penjual : ‘Saya menjual nasi kuning mas’.
WHO
Penulis : ‘Siapa yang menjadi target konsumen bapak/om?’.
Penjual : ’Biasanya bagi orang yang beraktifitas di pagi hari (orang2 kantor, anak sekolah, mahasiswa, masyarakat sekitar) dan mereka membeli nasi kuning karena tidak sempat membuat sarapan’.
WHEN
Penulis : ‘Kapan bapak/om menjual nasi kuning?’
Penjual : ‘Saya berjualan mulai dari jam 04:30 sampai jam 10:00. Tetapi apabila nasi kuning sudah habis sebelum pukul 10:00 saya akan selesai berjualan’.
WHERE
Penulis : ‘Dimana bapak/om biasanya berjualan?’
Penjual : ‘Saya biasa berjualan di pertigaan brimob kelapa dua dekat Indomaret, dengan hanya mengeluarkan meja dari tempat yang biasa saya titipkan dekat disini. Karena usaha seperti ini tidak mempunyai jaminan umur, sayang kan apabila kita sewa ruko tetapi usaha mandet setelah baru berjalan beberapa bulan’.
WHY
Penulis : ‘Mengapa bapak/om berjualan nasi kuning, dan mengapa bapak/om memilih nasi kuning sebagai usaha?’
Penjual : ‘Saya menjual nasi kuning untuk memenuhi kebutuhan hidup, walaupun hasilnya tidak seberapa tetapi cukuplah untuk memberi uang saku anak-anak sekolah. Saya memilih nasi kuning karena pertama saya bisa membuatnya (karena memang sudah terbiasa… hehe), kemudian menjual nasi kuning tidak membutuhkan modal yang banyak’.
HOW
Penulis : ‘Bagaimana bapak/om memasarkan nasi kuning yang bapak/om jual?’
Penjual : ‘Yaa ini kan usaha kecil, jadi cukup dari mulut ke mulut lah, lagipula buat saya yang penting rasanya enak, jadi beritanya cepat tersebar… hehe’.